Monday 21 August 2017

Karya Tulis Ilmiah : Fullday School

FULL DAY SCHOOL DI INDONESIA



Disini banyak sekali yang tidak setuju dengan sistem tetapi sistem ini juga membuat saya agak tidak senang dengan sistem tersebut, mungkin belum terbiasa karena pertama kali sistem ini dibuat di indonesia.

       Dari blog yang saya baca, (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, Presiden Joko Widodo telah berpesan bahwa kondisi ideal pendidikan di Indonesia adalah ketika dua aspek pendidikan bagi siswa terpenuhi.

Yang dimaksud dengan dua aspek pendidikan itu ialah pendidikan karakter dan pengetahuan umum.

Contohnya Di sekolah dasar (SD), siswa dapat mengetahui pendidikan karakter sebanyak 80% dan pengetahuan umum sebanyak 20%.

Selain itu, di sekolah menengah pertama (SMP), pendidikan karakter bagi siswa terpenuhi sebanyak 60% dan pengetahuan umum sebanyak 40%.

Dalam memenuhi pendidikan karakter di sekolah, para mendikbud katanya akan mengusulkan tentang penerapan sistem belajar mengajar dengan full day school.

Namun,yang  saya rasakan di full day school bukanlah para siswa belajar selama sehari penuh di sekolah tetapi malah siswa dapat belajar dengan nyaman. Program ini memastikan para siswa dapat mengikuti kegiatan - kegiatan penanaman pendidikan karakter, misalnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan agar anak didik dapat lebih fokus dalam pembelajaran formal sampai dengan setengah hari, selanjutnya dapat diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler.

Dengan demikian, para anak-anak termasuk saya dapat terhindar dari pengaruh hal-hal negatif dan kegiatan kontraproduktif, seperti penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan sebagainya.
Saat ini sistem belajar yang saya lihat di blog sebelah katanya masih dalam pengkajian lebih mendalam, termasuk perihal kondisi sosial dan geografis mana saja yang memungkinkan sistem belajar tersebut diterapkan.

Selain itu, Kemendikbud juga akan mengkaji masukan-masukan dari masyarakat. Ia mengatakan, penerapan full day school juga dapat membantu orangtua dalam membimbing anak tanpa mengurangi hak anak.

Saya sangat setuju dengan sistem ini juga, dikarenakan para orangtua tidak lagi khawatir dengan keamanan anak-anaknya karena mereka tetap berada di dalam bimbingan guru selama orangtuanya berada di tempat kerja. Alasannya agar anak tidak sendiri ketika orangtua mereka masih bekerja. Juga orangtua dan anak anak bisa berinteraksi dengan orang tuanya.

Yang saya lihat teman teman SMA saya tidak semua lulusan untuk melanjutkan tahap pendidikan ke perguruan tinggi, alih-alih memilih untuk bekerja. Namun, karena tidak memiliki keterampilan dan keahlian, mereka akhirnya tidak bisa apa-apa di dunia kerja.

Walau demikian, lulusan SMK  pun seperti saya ini tidak semuanya langsung bekerja. Ada yang tetap melanjutkan tahap pendidikan ke perguruan tinggi. Meski mereka memiliki keterampilan sesuai minat yang diambil di SMK, jika mereka tidak meningkatkan keahlian maka mereka akan tergusur oleh tenaga kerja asing yang memiliki sertifikasi internasional.


Untuk itu marilah kita menjunjung pendidikan yang lebih maju dan lebih mementingkan masa depan kita semua.

0 comments:

Post a Comment